Jurnal Abditani
http://abditani.jurnalpertanianunisapalu.com/index.php/abditani
<p style="text-align: justify;">Jurnal Abditani merupakan salah satu jurnal pengabdian masyarakat yang diterbitkan oleh Fakultas Pertanian Universitas Alkhairaat Palu. Jurnal ini berisi hasil-hasil pengabdian kepada masyarakat yang merupakan hilirisasi dari hasil-hasil penelitian dalam rumpun ilmu pertanian umum yang meliputi pertanian, perikanan, peternakan, kehutanan. Jurnal abditani diterbitkan 1 tahun 2 kali yaitu pada bulan April dan Oktober</p>FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALKHAIRAATen-USJurnal Abditani2622-4682PENINGKATAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI TAMBAK MELALUI DIVERSIFIKASI IKAN BANDENG (CHANOS CHANOS) DI KECAMATAN PANGKAJENE
http://abditani.jurnalpertanianunisapalu.com/index.php/abditani/article/view/146
<p>Masyarakat Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) umumnya bermatapencaharian sebagai nelayan dan/atau petambak. Salah satu komoditas unggulan produksi hasil perikanan di daerah ini adalah ikan bandeng dengan jumlah produksi mencapai 3.700 ekor pada triwulan kedua tahun 2018. Jumlah yang melimpah ini memungkinkan dilakukannya pengembangan usaha, khususnya di bidang pengolahan ikan bandeng. Permasalahan yang dihadapi adalah masyarakat belum memiliki kompetensi mengolah ikan bandeng menjadi produk olahan. Kegiatan diversifikasi ikan bandeng ini diharapkan akan mempermudah anggota kelompok mitra dalam mengolah dan memproduksi hasil olahan, meningkatkan jumlah produksi, dan memperluas jaringan pemasaran karena kegiatan ini didasari oleh eksplorasi komoditas lokal ikan bandeng untuk produk olahan dengan gizi tinggi dan kemudahan dalam pembuatan serta memiliki potensi untuk berkembang dari segi ekonomi karena luas tambak budidaya ikan bandeng yang dimiliki. Kelompok sasaran dari kegiatan ini adalah ibu rumah tangga budidaya ikan bandeng yang mempunyai tambak ikan bandeng. Metode yang digunakan adalah penyuluhan, demonstrasi, dan praktik. Ibu rumah tangga diberikan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar dapat mengolah ikan bandeng menjadi produk olahan yang memiliki nilai tambah, misalnya nugget, otak-otak, dan bakso serta keterampilan dalam mengemas dan melabeli hasil produksi dan perluasan jaringan pemasaran secara daring dan luring.</p>Sri AstutyMarhawatiJuhamriMuhammad Imam Ma'rufNurul Fajriyanti
Copyright (c) 2022 Jurnal Abditani
2022-10-252022-10-2552647010.31970/abditani.v5i2.146STRATEGI MEMBRANTAS HAMA TERHADAP TANAMAN PADI DENGAN PESTISIDA NABATI DI DESA SESANDAN WANASARI TABANAN
http://abditani.jurnalpertanianunisapalu.com/index.php/abditani/article/view/177
<p>Padi merupakan tanaman pangan penduduk Indonesia. Tanaman padi perlu selalu ditingkatkan produktivitasnya untuk memenuhi kebutuhan pokok penduduk yang semakin meningkat. Pada tahap awal pengabdian kepada masyarakat ditemukan bahwa masalah tersebesar petani di desa Sesandan Wanasari Tabanan adalah mengenai cara membrantas hama pada tanaman padi yang ramah lingkungan. Berdasarkan hasil observasi maka metode kegiatan yang dilakukan yaitu melakukan sosialisasi secara offline dan online, melakukan wawancara terkait pelatihan edukasi pembuatan pestisida nabati, serta melakukan pengamatan selama kurang lebih 45 hari. Hasil kegiatan pelatihan pembuatan dan penyemprotan pestisida nabati memberikan dampak positif terhadap peningkatan pemahaman para petani dan manfaat yang dirasakan yaitu mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar, dapat membunuh hama dan menghasilkan padi dengan kualitas yang semakin baik,bahan yang digunakan untuk membuat pestisida juga relative lebih murah, dan dosis nya tidak beresiko pada tanaman padi.</p> <p> </p>I Gusti Ayu Putu Gita SavitriKetut Elly Sutrisni
Copyright (c) 2022 Jurnal Abditani
2022-10-252022-10-2552717510.31970/abditani.v5i2.177PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TANI MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DAN PESTISIDA NABATI
http://abditani.jurnalpertanianunisapalu.com/index.php/abditani/article/view/174
<p>Pemberdayaan masyarakat tani dengan sasaran petani di Desa Dawuhan, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas merupakan program pengabdian masyarakat yang didanai oleh LPPM Universitas Jenderal Soedirman melalui skema Program Penerapan IPTEKS. Tujuan jangka panjang dari pemberdayaan masyarakat tani ini agar petani dapat mengusahakan budidaya tanaman padi secara organik. Dengan budidaya padi secara organik, maka petani tidak saja diberdayakan untuk mendapatkan hasil produksi yang meningkat, namun aspek keberlanjutan usahatani, kemandirian petani, daya saing produk yang dihasilkan, daya tawar petani dan keramahan lingkungan akan dicapai. Namun dalam rangka mencapai tujuan jangka panjang tersebut, permasalahan awal yang dihadapi oleh petani yakni masih rendahnya tingkat ketrampilan petani (psikomotorik) dalam pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dan Pestisida Nabati (Pesnab). Demi mengatasi permasalahan tersebut, Program Penerapan IPTEKS dilaksanakan dengan metode berupa pelatihan pembuatan pupuk organik cair dan pestisida nabati yang dilaksanakan di Desa Dawuhan, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas. Pupuk organik cair dan pestisida nabati dibuat dengan memanfaatkan sumberdaya alam sekitar, karena bahan baku yang dibutuhkan relatif banyak di lingkungan pedesaan. Dengan adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat tani ini, petani di Desa Dawuhan menjadi lebih terampil dan mampu dalam membuat pupuk organik cair dan pestisida nabati, sehingga dapat dimanfaatkan langsung untuk budidaya tanaman padi secara organik</p>Rifki Andi NoviaLutfi ZulkifliIndah SetiawatiAulidya Nurul Habibah
Copyright (c) 2022 Jurnal Abditani
2022-10-252022-10-2552768010.31970/abditani.v5i2.174SOSIALISASI POTENSI TANAMAN KUMIS KUCING SEBAGAI IMUNOSTIMULAN YANG DAPAT DIGUNAKAN DIMASA PANDEMIK COVID-19 : PENJELASAN KHASIAT, PENANAMAN DAN PENGOLAHAN PASCA PANEN
http://abditani.jurnalpertanianunisapalu.com/index.php/abditani/article/view/152
<p>Saat ini diseluruh dunia masih terjadi pandemi covid-19. Penyakit yang disebabkan oleh virus dalam proses penyembuhan pada umumnya mengandalkan kekuatan pertahanan tubuh, sehingga diperlukan suatu senyawa yang dapat meningkatkan kerja sistem imun atau lebih dikenal imunostimulan. Berdasarkan hasil penelitian banyak tanaman obat yang berkhasiat sebagai imunostimulan salah satunya kumis kucing atau nama laiannya Orthosiphon aristatus. Selama ini kumis kucing terkenal dan banyak digunakan sebagai diuretik serta peluruh batu ginjal. Masyarakat belum banyak yang tahu bahwa kumis kucing memiliki potensi sebagai imunostimulan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya sosialisasi dan pelatihan potensi tanaman kumis kucing sebagai imunostimulan meliupti penjelasan khasiat, penanaman dan pengolahan pasca panen. Sosialisasi dilakukan pada paguyuban jamu manunggal kota cimahi dan umumnya pada masyarakat melalui video. Dari hasil sosialisasi, pemahaman para peserta paguyuban jamu manunggal tentang potensi tanaman kumis kucing sebelum diberikan materi dan pelatihan adalah 44 % dan sesudah diberikan materi naik menjadi 100 %. Pada kegiatan ini dilakukan pemberian bibit tanaman kumis kucing hasil kultur in vitro, bibit ini merupakan pengembangan hasil penelitian di Fakultas Farmasi UNJANI. Sosialisasi harus terus dilakukan pada skala lebih besar melalui video edukasi yang dibagikan pada media sosial.</p>Faizal HermantoAkhirul kahfisyamSuryaniFahrauk Faramayuda
Copyright (c) 2022 Jurnal Abditani
2022-10-252022-10-2552818510.31970/abditani.v5i2.152PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NON-PRODUKTIF MELALUI KETERAMPILAN PEMBUATAN PRODUK SABUN CUCI PIRING DI SMP BINA DAKWAH LEUWILIANG BOGOR
http://abditani.jurnalpertanianunisapalu.com/index.php/abditani/article/view/171
<p>Mitra yang terlibat dalam kegiatan Pengabdian pada Masyarakat ini adalah SMP Bina Dakwah Leuwiliang Bogor. SMP Bina Dakwah merupakan suatu lembaga non-profit yang bergerak di bidang pendidikan. Masyarakat kelompok ini kami jadikan sebagai mitra untuk diberikan keterampilan membuat sabun cuci piring dengan harapan keterampilan ini mampu mengangkat masyarakat untuk berkarya dan menjadi masyarakat yang produktif sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Pelaksanaan program ini dilakukan melalui pelatihan keterampilan pembuatan sabun cuci piring untuk skala industri rumah tangga secara detail, kontinyu dan tuntas sampai dihasilkan produk sabun cuci piring dengan kualitas yang baik. Selain itu, dilakukan pelatihan pengemasan dan pelabelan produk sabun cuci piring dalam kemasan. Pelatihan dilanjutkan dengan pembinaan serta pendampingan mitra dalam memulai membuat jaringan pemasaran ke berbagai pihak yang membutuhkan produk sabun cuci piring ini. Jenis luaran yang akan dihasilkan dari program pemberdayaan masyarakat non produktif melalui keterampilan membuat sabun cuci piring ini adalah model pemberdayaan masyarakat, mencakup terbukanya wawasan masyarakat non-produktif mengenai peluang usaha pembuatan sabun cuci piring, menghasilkan tenaga-tenaga terampil, menghasilkan produk sabun cuci piring yang berkualitas baik dan siap untuk dipasarkan dan membuka peluang untuk direkomendasikan menjadi usaha kecil mandiri yang lebih potensial sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat yang berimbas pada peningkatan kesejahteraan.</p>Muhammad FathurrahmanTri AminingsihUsep Suhendar
Copyright (c) 2022 Jurnal Abditani
2022-10-252022-10-2552869110.31970/abditani.v5i2.171PELATIHAN PENGEMASAN PRODUK PANGAN UMKM DI DESA MAJASARI, KECAMATAN CIBOGO, KABUPATEN SUBANG
http://abditani.jurnalpertanianunisapalu.com/index.php/abditani/article/view/145
<p>Pengemasan secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan barang kepada konsumen dalam keadaan terbaik dan menguntungkan. Kemasan merupakan salah satu kunci bagi UMKM dalam meningkatkan nilai jual produk. Namun demikian, kemasan menjadi kendala UMKM se-Nusantara tidak kecuali UMKM produk pangan yang berada di Desa Majasari, Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang. Oleh karena itu, penyuluhan mengenai pengemasan produk sangat penting untuk dilakukan sehingga dapat meningkatkan minat beli konsumen terhadap produk tersebut. Metode yang digunakan pada pengabdian ini adalah metode pelatihan yang terdiri dari kegiatan diskusi, presentasi, dan demonstrasi yang mencakup pemaparan jenis-jenis kemasan, pentingnya pemberian label, dan penggunaan vacuum sealer pada kemasan sederhana. Dari hasil diskusi diketahui bahwa 95% UMKM masih menggunakan kemasan yang sangat sederhana tanpa adanya label apapun termasuk nama produk. Kegiatan pengabdian ini memberikan penjelasan menyeluruh tentang pentingnya pengemasan dan pemilihan kemasan yang baik dimana materi tersebut dapat diterima dan dipahami secara utuh serta antusias oleh peserta.</p>Muhammad Gilang RamadhanIrna Dwi DestianaWiwik Endah RahayuAtika RomalasariEnceng SobariDesy Triastuti
Copyright (c) 2022 Jurnal Abditani
2022-10-252022-10-2552929510.31970/abditani.v5i2.145PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA SMK TEKNOLOGI PERTANIAN TUGUSARI MELALUI HERBARIUM KERING DAN PERPUSTAKAAN MINI
http://abditani.jurnalpertanianunisapalu.com/index.php/abditani/article/view/168
<p style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11.0pt;">Pengabdian masyarakat yang dilaksakanan di sekolah pedesaan merupakan salah satu program pemberdayaaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan masyarakat pedesaan. Sekolah tingkat menengah kejuruan satu-satunya di Desa Tugusari adalah SMK Teknologi Pertanian Tugusari. Keterbatasan sarana kegiatan belajar siswa tentang literatur di bidang pertanian perlu ditunjang dengan adanya perpustakaan mini pertanian. Perpustakaan mini pertanian sangat diharapkan dapat membantu meningkatkan minat baca, menunjang pembelajaran dan menambah wawasan siswa-siswi SMK Teknologi Pertanian Tugusari. Keterbatasaan media pembelajaran juga sangat penting dikarenakan harga alat dan bahan untuk praktikum cukup mahal. Sebagai alternatif, media pembelajaran berbasis lingkungan menjadi solusi yang sangat membantu dan mudah untuk diterapkan. Media pembelajaran dengan teknik pengawetan tumbuhan disebut herbarium. Herbarium penting digunakan sebagai media pembelajaran bagi siswa dalam memahami struktur tanaman maupun identifikasi bagian-bagian tanaman secara umum maupun karakter khusus tanaman terutama untuk tanaman obat. Siswa-siswi SMK Teknologi Pertanian Tugusari meningkat pengetahuannya setelah mendapatkan materi dan praktikum tentang herbarium kering. Pemberian bantuan buku dan pendirian perpustakaan mini pertanian diharapkan dapat menunjang pembelajaran di bidang pertanian dan pengetahuan umum lainnya.</span></p>Indri FarirohRiza Yuli Rusdiana
Copyright (c) 2022 Jurnal Abditani
2022-10-252022-10-25529610010.31970/abditani.v5i2.168EKPLORASI PRODUK UNGGULAN UMKM BARU DI DESA PACAREJO, KABUPATEN GUNUNGKIDUL HASIL KELOMPOK IBU PKK
http://abditani.jurnalpertanianunisapalu.com/index.php/abditani/article/view/173
<p>Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk (1) Meningkatkan kapasitas produksi unit UMKM di Desa Pacarejo melalui bantuan Teknologi Produksi; (2) Meningkatkan kualitas pengelolaan SDM UMKM yang efektif dan efisien; (3) Meningkatkan mutu produk dan variannya dengan menunjukkan identitas UMKM Desa Pacarejo; dan (4) Memperluas jangkauan pemasaran produk-produk UMKM baik di dalam dan luar DIY. Subjek kegiatan ini adalah Kelompok Ibu-Ibu PKK Dusun Kepuh Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kab. Gunungkidul. Tempat pelaksanaan kegiatan pelatihan di UNY Kampus Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan Pelatihan dilakukan pada Tanggal 3 Desember 2021. Hasil kegiatan PPM ini adalah produk-produk olahan kacang yang terdiri atas kacang disco daun jeruk, bumbu pecel kering, cookies kacang, kacang sembunyi, cake kacang gula palem, roti kacang, dan kering tempe kacang teri. Selain itu, mitra juga dibekali keterampilan membuat kemasan (packaging) dalam bentuk kemasan plastik dan toples. Peserta pelatihan sangat puas dan menyatakan kebermanfaatan yang sangat besar dengan adanya pelatihan ini sehingga dapat menjadi pemantik bagi kelompok untuk melakukan inovasi lain tentang olahan kacang sebagai produk unggulan daerah Desa Pacarejo.</p>Nahiyah JaidiSutopo SutopoBayu Rahmat SetiadiGanda SukmaraTri Sumarni
Copyright (c) 2022 Jurnal Abditani
2022-10-252022-10-255210110710.31970/abditani.v5i2.173PEMANFAATAN LIMBAH SI KULEM (KULIT LEMON) SEBAGAI LILIN AROMATERAPI LEMON PADA IBU HAMIL DALAM MENGURANGI MUAL MUNTAH DIMASA PANDEMIK COVID
http://abditani.jurnalpertanianunisapalu.com/index.php/abditani/article/view/172
<p class="BodyAbstract" style="margin: 0cm .3pt 6.0pt 0cm;"><span lang="EN-US" style="font-size: 11.0pt; font-style: normal;">Sampah rumah tangga seperti kulit lemon adalah limbah yang bersifat zat organikyang biasa dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan. Penggunaan limbah seperti kulit lemon ternyata dapat dijadikan sebagai lilin aromaterapi yang bernilai jual tinggi dan bermanfaat dalam mengurangi rasa mual dan muntah yang sering dialami oleh ibu hamil. Pengabdian pada masyarakat ini bertujuan mengedukai ibu hamil dalam mengelola kulit lemon menjadi lilin aromaterapi lemon. Program pengabdian ini diawali sosialisasi kepada pemerintah, kepada ibu hamil serta demonstrasi dan pendampingan kepada 20 ibu hamil selama 4 minggu. Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa anggota rumah tangga partisipan telah mengelola sampah kulit lemon dengan baik sehingga meningkatnya semangat dari masyarakat untuk mendampingi dalam pembuatan lilin aromaterapi.</span></p>RR Nindya MayangsariRysky Diah AnggrainiM. ArdanNurhasanah
Copyright (c) 2022 Jurnal Abditani
2022-10-252022-10-255210811210.31970/abditani.v5i2.172TINGKAT PENGETAHUAN BAHAYA ALAT PERANGKAP TIKUS DIALIRI LISTRIK DAN LANGKAH AMAN PENGENDALIAN TIKUS
http://abditani.jurnalpertanianunisapalu.com/index.php/abditani/article/view/150
<p>Tikus merupakan hama utama pertanian karena sering merusak tanaman padi. Keberadaan tikus sangat mengganggu dan merugikan dalam bidang pertanian, ekonomi dan kesehatan. Tikus cukup sulit untuk dikendalikan karena memiliki indra penciuman yang cukup tajam, pergerakan cepat, dan cerdik. Permasalahan hasil panen yang kian menurun kerap dialami petani. Hal tersebut menjadi alasan beberapa warga menggunakan perangkap tikus dialiri listrik. Berdasarkan masalah tersebut maka kegiatan sosialisasi harus diberikan kepada warga desa Pucakwangi, karena perangkap tikus dialiri listrik sangat berbahaya bagi nyawa petani. Untuk mengukur tingkat pengetahuan warga terhadap bahaya perangkap tikus dialiri listrik maka dilakukan pretest dan postest. Hasil yang diperoleh selama kegiatan sosialisasi ini warga cukup paham dengan bahaya perangkap tersebut, tetapi masih digunakan karena dianggap efektif dalam mengendalikan tikus. Setelah dilaksanakan sosialisasi warga desa Pucakwangi akan mencoba menerapkan langkah pengendalian yang lebih aman dan menggunakan bahan alami sebagai pengusir tikus. Kegiatan ini memberikan pengetahuan kepada petani tentang bahaya perangkap tikus dialiri listrik sehingga petani harus meninggalkan perangkap tersebut dan beralih pada pengendalian tikus yang lebih aman bagi petani dan lingkungan</p> <p>Kata kunci: Tikus, Perangkap listrik, Pengendalian tikus, Bahan alami, Gropyokan.</p> <p> </p> <p><em>ABSTRACT </em></p> <p>Rat was the primary pest in agriculture because it often broke the rice crops. The existence of rat gave a harmful for agriculture, economic, and health. Rat was little hard to be controlled because it had a strong sense to smell, fast move, and clever. The farmer often faced a problem like the decrease of yields. That was the reason why villagers used mousetrap with electric in it. Based on that problem, a socialization should be given for villagers in Pucakwangi, because the mousetrap was so dangerous for farmers. In order to measure the knowledge of villagers about the danger of mousetrap, so pretest and post test are needed to be done. The results obtained during this socialization activity were that the villagers were quite aware of the dangers of the trap, but it was still used because it was considered effective in controlling rats. After the socialization, Pucakwangi villagers will try to implement safer control measures and use natural ingredients as rat repellent. This activity provides knowledge to farmers about the dangers of electrified rat traps, so that farmers must leave these traps and switch to rat control that is safer for farmers and the environment..</p> <p>Keywords: Rat, Electric mousetrap, Rat control, Natural ingredients, Gropyokan.</p>Putri Dwi LestariShelly Kusumarini RChandra Luki AnnadhifaFrida Ayu Salsana BillaFarida Puspita Zuhria
Copyright (c) 2022 Jurnal Abditani
2022-10-252022-10-255211311810.31970/abditani.v5i2.150PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN BAYAM BRASIL DI KOMUNITAS OMAH PASEDULURAN SLEMAN DAN GEMAH RIPAH YOGYAKARTA
http://abditani.jurnalpertanianunisapalu.com/index.php/abditani/article/view/231
<p>Pembumian konsumsi Bayam Brasil (<em>Althernanthera sissoo</em>) sebagai tanaman sayur alternatif bagi masyarakat perkotaan perlu didukung oleh pemahaman teknik budidaya yang baik. Sebagai salah satu unsur penting dalam tahapan budidaya, pemilihan dan pembuatan pupuk pendukung pertumbuhan tanaman sayur mutlak untuk dicermati. Pupuk organik cair (POC) sebagai salah satu bentuk pupuk organik layak menjadi opsi dalam pemilihan pupuk tanaman bayam brasil karena faktor ketersediaan bahan baku dan ruang pembuatan di lingkungan komunitas pegiat <em>urban farming</em>. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan cara pembuatan pupuk organik cair (POC) berbasis sampah organik yang ada di sekitar lingkungan komunitas <em>urban farming</em> Omah Paseduluran Sleman Gemah Ripah Yogyakarta yang menjadi lokasi <em>pilot project</em> budidaya tanaman Bayam Brasil. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa POC berbasis sampah organik seperti air cucian beras, irisan kulit buah dan urin ternak domba mudah untuk dibuat. Peserta kegiatan pelatihan pembuatan POC antusias dalam mengikuti kegiatan dan bertekad untuk membuat POC ini secara mandiri untuk diaplikasikan di tanaman budidaya yang dipunyai, baik itu bayam brasil atau tanaman lainnya.</p> <p>Kata kunci : sampah organik, pupuk organik cair, bayam brasil</p>Kukuh MadyaningranaTri Yahya BudiarsoCatarina Aprilia AriestantiDan Daniel PandapotanWulan Sari Sinaga
Copyright (c) 2022 Jurnal Abditani
2022-10-252022-10-255211912310.31970/abditani.v5i2.231PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PUPUK ORGANIK
http://abditani.jurnalpertanianunisapalu.com/index.php/abditani/article/view/232
<p>Permasalahan yang dihadapi oleh Kelompok tani “Subur Makmur” yang berada di wilayah Kelurahan Boyaoge Kecamatan Tatanga, antara lain : Pemanfaatan pupuk organik yang langka akibat tidak adanya sumber pupuk organik (pupuk kandang dan kompos) yang dekat dari lokasi usaha. Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang tinggi, karena jenis tanaman monokultur pada luasan yang sempit. Rendahnya nilai jual komoditas yang diusahakan, karena hasil panen hanya dijual di pasar tradisional. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani, antara lain : Pemanfaatan sampah pasar berupa sisa sisa sayuran dan buah buahan menjadi pupuk organik dengan memanfaatkan MOL. Penggunaan teknologi mulsa plastik untuk menekan pertumbuhan gulma. Menerapkan metode pengendalian hama secara terpadu. Membina petani dalam manajemen pengolahan hasil agar dapat memasarkan hasilnya di pasar modern (swalayan). Solusi yang akan dilaksanakan pada kegiatan ini adalah : Pendidikan dan penyuluhan tentang pemanfaatan pupuk organik dan pengendalian hama terpadu, pelatihan dan bimbingan teknis pembuatan MOL, teknik aplikasi di lapangan (praktek lapang) dan demonstrasi plot, penggunaan mulsa serta pengolahan dan pengemasan hasil, pembinaan dan monitoring. Luaran dihasilkan dalam program PKM ini meliputi : Adanya rakitan teknologi pembuatan pupuk organik cair MOL, dijadikan alternatif pemenuhan kebutuhan pupuk untuk lahan pertanian hortikultura. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kelompok masyarakat sasaran (mitra), sehingga memiliki kemandirian dalam melaksanakan kegiatan usahataninya. Terciptanya usaha kecil produksi pupuk organik padat dan pupuk organik cair MOL untuk memenuhi memenuhi kebutuhan pupuk petani. Pemanfaatan mulsa plastik untuk menekan pertumbuhan gulma, sehingga mengurangi kompetisi dengan tanam utama dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Petani (mitra) lebih bijak dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan menggunakan sistem PHT serta mitra memasarkan hasilnya di pasar modern dengan harga jual yang lebih tinggi.</p>Aris Aksarah PasKasman Jaya SaadFaigah A. Badjamal
Copyright (c) 2022 Jurnal Abditani
2022-10-252022-10-255212412910.31970/abditani.v5i2.232