PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM DIVERSIFIKASI PENGOLAHAN KAKAO TERPADU MELALUI PENDAMPINGAN MAHASISWA KKN-PPM DI KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG
DOI:
https://doi.org/10.31970/abditani.v1i0.6Keywords:
pemberdayaan masyarakat, pengolahan kakao terpadu, program KKN-PPMAbstract
Pengolahan kakao terpadu merupakan suatu sistem yang menggabungkan kegiatan pengolahan kakao secara menyeluruh, sehingga diharapkan dapat menjadi salah satu solusi alternatif bagi peningkatan kesejateraaan masyarakat serta pengembangan desa secara terpadu, bagi masyarakat di Kecamatan Ampibabo.Pelaksanaan pengolahan kakao terpadu melalui kuliah kerja nyata pembelajaran pemberdayaan masyarakat (KKN-PPM) dilaksanakan di Desa Tolole, Toga dan Tanampedagi Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong. Program KKN-PPM bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat petani dalam penegelolaan tanaman kakao dan mengembangkan pengolahan kakao terpadu. Target khusus adalahmeningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat sasaran terkait pengolahan kakao terpadu secara berkelanjutan serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan dan pengembangan desa berbasis tanaman kakao. Untuk mencapai tujuan dan target tersebut, akan dilakukan pemberdayaan masyarakat khususnya bagi kelompok sasaran masyarakat petani kakao. Program KKN-PPM dilakukan melalui pendampingan mahasiswa KKN UNTAD sebanyak dua kali angkatan yaitu angkatan 80 dan 81.Hasil program kerja angkatan 80 meliputi pembuatan bokashi dari kulit dan daun kakao secara berkelanjutan dilahan perkebunan kakao, pembuatan pakan ternak dari kulit kakao, pemuatan teh dari daun kakao dan penerapan teknologi fermentasi biji kakao. Hasil program kerja KKN angkatan 81 diantaranya teknologi pengolahan biji kakao menjadi bubuk coklat, pasta cokelat dan lemak cokla serta olahan produk lainnya seperti eskrim berbagai bentuk dan varian rasa, minuman cokelat dan silverquin berbagai varian bentuk dan isi. Program kerja tersebut telah dilaksanakan secara berkelanjutan dan masyarakat petani memiliki keterampilan dalam pembuatan bokashi untuk pupuk perkebunan kakao, dapat membuat pakan ternak dan melakukan fermentasi biji kakao. Teknologi pengolahan biji kakao menjadi aneka produk olahan kakao yang telah dilatihkan pada masyarakat petani sangat bermanfaat untuk menciptakan usaha bisnis pertanian berbasis kakao sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
References
Dewi dan Noponen. 2017. Buku Saku Pertanian Kakao Tanggap Perubahan Iklim. Rainforest Alliance, Denpasar Bali.
Ditjenbun, 2010. Kakao, Statistik Perkebunan, Direktorat Jenderal Perkebunan Jakarta.
Hatmi, R.U. dan Rustijarno, S. 2012.Teknologi Pengolahan Biji Kakao Menuju SNI Biji Kakao 01-2323-2008. BPTPYogyakarta.
Kaplale, R., 2011. Analisis Tingkat Usahatani Kakao Studi Kasus Di Desa Latu Kecamatan Amalatu Kabupaten Seram Bagian Barat.Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan, 4(2): 60-68.
Kartasapoetra, A.G., 2006. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bina Aksara. Jakarta.
Kuswartini, 2011. Aplikasi Bubuk dan Lemak Kakao Fermentasi dan Non Fermentasi pada Brownies Kukus. Jurnal Belian, 10(1): 84 – 89.
Mardikanto, T., dan Sri Sutarni, 2002. Petunjuk Penyuluhan Pertanian (Teori dan Praktek). Usaha Nasional. Suabaya.
Nur’aeni, M.D.R. 2016. Kajian Organoleptik dan Fisiko Kimia Olahan Coklat Rasa Jahe dengan Tempering dan Tanpa Tempering. Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik universitas Pasundan Bandung.
Rubiyo dan Siswanto. 2013. Peningkatan Produksi dan Pengembangan Kakao Di Indonesia. Buletin RISTRI, 3(1): 33-48.
Sukardiyono, L., 2000. Penyuluhan: Petunjuk bagi Penyuluh Pertanian. Erlangga. Jakarta.
Wahyudi, T.T.R, Panggabean dan Pujiyanto. 2013. Kakao, Manajemen Agribisnis dari Hulu ke Hilir. Penebar Swadaya.