TRANSFER TEKNOLOGI BUDIDAYA KANGKUNG DARAT RAMAH LINGKUNGAN
DOI:
https://doi.org/10.31970/abditani.v2i0.28Keywords:
kangkung darat, perangkap kuning, insektisida, serangga hama, predatorAbstract
Kangkung darat merupakan salah satu komoditi unggulan di Desa Lonrong, Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat : meningkatkan pengetahuan petani melalui transfer teknologi budidaya tanaman kangkung darat ramah lingkungan menggunakan perangkap kuning. Manfaatnya adalah petani dapat menggunakan limbah plastik sebagai bahan baku perangkap kuning dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dengan berkurangnya penyemprotan insektisida kimia. Kegiatan pengabdian masyarakat dimulai dengan survei awal untuk melihat kondisi secara langsung. Pada tahap kedua dilakukan kegiatan Pendidikan Masyarakat berupa penyuluhan bertujuan menambah pengetahuan petani melalui transfer teknologi budidaya kangkung darat secara ramah lingkungan. Pada tahap akhir dilaksanakan kunjungan lapangan supaya petani dapat mengadopsi inovasi teknologi yang telah diajarkan. Berdasarkan jawaban petani pada kuesioner saat pre-test, tingkat kepercayaan petani sangat tinggi dalam menggunakan insektisida sintetik untuk mengendalikan serangga hama (100%) dengan alasan aplikasinya mudah dikerjakan, tidak memerlukan waktu yang lama dan hasilnya terlihat nyata. Sebagian besar petani yang menjadi peserta pelatihan tetap akan menyemprot tanamannya walaupun belum terlihat adanya serangga hama (83.3%) sedangkan sisanya (16.6%) menyemprot saat terlihat serangga. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang telah dilaksanakan berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani untuk mengelola tanaman kangkung darat secara ramah lingkungan dengan memanfaatkan perangkap kuning. Diperlukan peran PPL dan instansi terkait secara lebih intensif melaksanakan kegiatan penyuluhan untuk menambah pengetahuan petani.
References
BPS, 2015a. Luas Panen Tanaman Sayuran Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Sayuran di Provinsi Sulawesi Selatan. https://sulsel.bps.go.id/dynamictable/2016/08/10/158/luas-panen-tanaman-sayuran-menurut-kabupaten-kota-dan-jenis-sayuran-di-provinsi-sulawesi-selatan-2015.html (diakses tanggal 10 Agustus 2019).
BPS, 2015b. Produksi Tanaman Sayuran (kuintal) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Sayuran di Provinsi Sulawesi Selatan https://sulsel.bps.go.id/dynamictable/2016/08/10/159/produksi-tanaman-sayuran-kuintal-menurut-kabupaten-kota-dan-jenis-sayuran-di-provinsi-sulawesi-selatan-2015.html (diakses tanggal 10 Agustus 2019).
Kalshoven, L.G.E. (1981). The Pests of Crops in Indonesia (p. 225). Jakarta: PT. Ichtiar Baru- Van Hoeve.
Karo-Karo, C., Y. Pangestiningsih & Lisnawita, (2014). Pengaruh bentuk dan ketinggian perangkap sticky trap kuning terhadap lalat buah (Bactrocera spp.) (Diptera: Tephritidae) pada tanaman tomat (Solanum lycopersicum Mill.) di dataran rendah. Jurnal Online Agroteknologi, 3(4): 32 – 44.
Meyer, R. J. (2006). Color Vision (p. 112). USA: Department of Entomology NC State University. http://cornell.go.id (diakses tanggal 10 Agustus 2019).
Sastrosiswojo, S., & W. Setiawati, (1993). Hama-hama Tanaman Kubis dan Cara Pengendalian. Dalam A.H. Permadi dan S. Sastrosiswojo (Penyunting). Kubis Edisi Pertama: 39 – 50. Kerjasama Balithort Lembang dengan Program Nasional PHT, BAPPENAS.
Taufik, M. (2012). Strategi pengembangan agribisnis sayuran di Sulawesi Selatan. Jurnal Litbang Pertanian 31(2): 43 – 50.
Tjitrosoepomo, G. (1989). Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta) (p. 21). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Untung, K. (1993). Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu (p. 37). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
van Steenis, C.G.G.J, (1988). Flora (p. 109). Jakarta : PT. Pradnya Paramitha.
Wahyudi, J., H. T. Prayitni & A. D. Astuti, (2018). Pemanfaatan limbah plastik sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar alternatif. Jurnal Litbang, 14(1): 58-67.