PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PUPUK ORGANIK
DOI:
https://doi.org/10.31970/abditani.v5i2.232Keywords:
sampah, MOL, OPT, mulsa dan gulmaAbstract
Permasalahan yang dihadapi oleh Kelompok tani “Subur Makmur” yang berada di wilayah Kelurahan Boyaoge Kecamatan Tatanga, antara lain : Pemanfaatan pupuk organik yang langka akibat tidak adanya sumber pupuk organik (pupuk kandang dan kompos) yang dekat dari lokasi usaha. Serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang tinggi, karena jenis tanaman monokultur pada luasan yang sempit. Rendahnya nilai jual komoditas yang diusahakan, karena hasil panen hanya dijual di pasar tradisional. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi oleh kelompok tani, antara lain : Pemanfaatan sampah pasar berupa sisa sisa sayuran dan buah buahan menjadi pupuk organik dengan memanfaatkan MOL. Penggunaan teknologi mulsa plastik untuk menekan pertumbuhan gulma. Menerapkan metode pengendalian hama secara terpadu. Membina petani dalam manajemen pengolahan hasil agar dapat memasarkan hasilnya di pasar modern (swalayan). Solusi yang akan dilaksanakan pada kegiatan ini adalah : Pendidikan dan penyuluhan tentang pemanfaatan pupuk organik dan pengendalian hama terpadu, pelatihan dan bimbingan teknis pembuatan MOL, teknik aplikasi di lapangan (praktek lapang) dan demonstrasi plot, penggunaan mulsa serta pengolahan dan pengemasan hasil, pembinaan dan monitoring. Luaran dihasilkan dalam program PKM ini meliputi : Adanya rakitan teknologi pembuatan pupuk organik cair MOL, dijadikan alternatif pemenuhan kebutuhan pupuk untuk lahan pertanian hortikultura. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan kelompok masyarakat sasaran (mitra), sehingga memiliki kemandirian dalam melaksanakan kegiatan usahataninya. Terciptanya usaha kecil produksi pupuk organik padat dan pupuk organik cair MOL untuk memenuhi memenuhi kebutuhan pupuk petani. Pemanfaatan mulsa plastik untuk menekan pertumbuhan gulma, sehingga mengurangi kompetisi dengan tanam utama dan meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Petani (mitra) lebih bijak dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan menggunakan sistem PHT serta mitra memasarkan hasilnya di pasar modern dengan harga jual yang lebih tinggi.
References
Aksarah A., dan Ridwan. 2017. “Respon Tanaman Jagung Manis Pulut (Zea Mays Ceritina Kulesh) Pada Berbagai Pemberian Mikroorganisme Lokal.” Universitas Alkhairaat Palu.
BPS. 2020. Kota Palu Dalam Angka. 3rd ed. edited by Sekretariat. Palu Sulalwesi Tengah.
Christina L., Salaki dan Sherlij Dumalang. 2017. “Pengendalian Hama Terpadu (PHT) Pada Tanaman Sayuran Di Kota Tomohon Sulawesi Utara.” Indonesian Journal of Community Engagement. 2(2):7.
Erwidodo. 2013. Analisis Struktur-Kinerja Pemasaran Sayuran Bernilai Ekonomi Tinggi. Jakarta.
Kasman Jaya dan Noer Hasmari. 2018. “PKM Pemberdayaan Kelompok Petani Kakao Melalui Penerapan Metode SLPHT Di Desa Sibalago Kecamatan Toribulu Kabupaten Parigi Moutong.” Abditani 1(1):7.
Khairah S., Annisa, Azlina H. Bakrie, Yohanes C., Ginting dan Kuswanta F. Hidayat. 2014. “Pengaruh Pemakaian Mulsa Plastik Hitam Perak Dan Aplikasi Dosis Zeolit Pada Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Radish (Raphanus Satufus L.).” Agrotek Tropika 2(1:30-35).
Mulyono. 2016. Membuat Mikroorganisme Lokal (MOL) Dan Kompos Dari Sampah Rumah Tangga. 1st ed. edited by Nofiandi. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Sudarni dan Budiman dan Rosnawati. 2018. “Efektivitas Bioekstrak Limbah Buah-Buahan Dalam Mempercepat Proses Penghancuran Sampah Daun.” Universitas Muhammadiyah Palu.