MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAKAO SECARA TERPADU MENUJU DESA SENTRA KAMPUNG KAKAO MELALUI PROGRAM PENGEMBANGAN DESA MITRA DI KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Authors

  • Abdul Rahim Universitas Tadulako
  • Gatot Siswo Hutomo Universitas Tadulako
  • Shahabuddin Shahabuddin Universitas Tadulako
  • Farid Farid Universitas Tadulako

DOI:

https://doi.org/10.31970/abditani.v2i0.29

Keywords:

Pemberdayaan masyarakat, pengelolaan perkebunan kakao secara terpadu, program PPDM, sentra kampung kakao

Abstract

Provinsi Sulawesi Tengah merupakan penghasil kakao terbesar di Indonesia dan oleh karena itu, kakao ditetapkan sebagai salah satu komoditas unggulan daerah Provinsi Sulawesi Tengah.Program Pengembangan Desa Mitra (PPDM) merupakan Model Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Kakao Secara Terpadu Menuju Sentra Kampung Kakao melalui PPDM di Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Mourong.PPDM bertujuan untuk meningkatkan pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mitra untuk peningkatan keberdayaan mitra.Ada dua mitra yang terlibat pada program PPDM adalah Mekar Jaya Kakao Tanampedagi dan Mekar Indah Tanampedagi yang keduanya berada di Desa Tanampedagi Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong Propinsi Sulawesi Tengah.Pelaksanaan program akan dilakukan selama 3 (tiga) tahun dengan melibatkan 3 (tiga) dosen yang memiliki kepakaran multidisiplin meliputi ilmu perbenihan, ilmu hama dan penyakit tanaman, teknologi pengolahan hasil pertanian dan ilmu manajemen yang akan menangani semua permasalahan mitra dari aspek pengelolaan perkebunan kakao menuju sentra kampung kakao. Setiap tahun, pelaksanaan kegiatan dilakukan selama 12 bulan dengan rincian 1 bulan persiapan, 10 bulan pelaksanaan kegiatan utama, dan 1 bulan untuk pelaporan.

Hasil PPDM pada tahun pertama (2019) tahap 70 % adalah telah dilakukan penyuluhan, pelatihan, praktek dan pendampingan pada kegiatan yang telah disepakati dengan mitra diantaranya teknologi pembibitan tanaman kakao, teknologi pembuatan pupuk organik dengan menggunakan limbah kakao (daun dan kulit kakao), teknologi pembuatan pestisida nabati menggunakan bahan-bahan disekitar perkebunan dan teknologi pemangkasan dan kebersihan perkebunan tanaman kakao, teknologi fermentasi biji kakao. Program kerja PPDM tersebut telah dilaksanakan dan masyarakat petani kakao memiliki keterampilan dalam proses pembibitan, pembuatan bokashi untuk pupuk perkebunan kakao, cara pembuatan pestisida nabati dan cara pemangkasan yang baik untuk meningkatkan produksi tanaman kakao serta cara fermentasi untuk menghasilkan biji kakao yang berkualitas.Masyarakat dan mitra memiliki partisipasi yang tinggi dalam pelaksanaan program karena mereka membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan pengelolaan perkebunan kakao secara menyeluruh.

References

BPS Sulawesi Tengah, 2011.Sulawesi Tengah dalam Angka.BPS Provinsi Sulawesi Tengah.
Dewi dan Noponen. 2017. Buku Saku Pertanian Kakao Tanggap Perubahan Iklim. Rainforest Alliance, Denpasar Bali.
Kartasapoetra, A.G., 2006. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Penerbit PT Bina Aksara. Jakarta.
Mardikanto, T., dan Sri Sutarni, 2002. Petunjuk Penyuluhan Pertanian (Teori dan Praktek). Usaha Nasional. Suabaya.
Rubiyo dan Siswanto. 2013. Peningkatan Produksi dan Pengembangan Kakao (Theobroma Cacao L.) Di Indonesia. Buletin RISTRI, 3(1): 33-48.
Sukardiyono, L., 2000. Penyuluhan: Petunjuk bagi Penyuluh Pertanian. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Downloads

Published

2019-10-30

How to Cite

Rahim, A., Hutomo, G. S., Shahabuddin, S., & Farid, F. (2019). MODEL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN KAKAO SECARA TERPADU MENUJU DESA SENTRA KAMPUNG KAKAO MELALUI PROGRAM PENGEMBANGAN DESA MITRA DI KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Jurnal Abditani, 2(2), 48-58. https://doi.org/10.31970/abditani.v2i0.29

Issue

Section

Articles