TEKNIK PENGENDALIAN PENYAKIT GUGUR DAUN KARET PADA KELOMPOK TANI SENARA JAYA
DOI:
https://doi.org/10.31970/abditani.v8i1.408Keywords:
Gugur daun, karet, kelompok taniAbstract
Karet merupakan salah satu andalan ekspor yang berkontribusi besar terhadap devisa negara. Indonesia memiliki perkebunan karet dengan luas yang mencapai 3,68 juta ha pada 2019 yaitu 85% didominasi oleh perkebunan rakyat. Luasan tersebut memberikan kontribusi produksi sebesar 3,30 juta ton dan produktivitas 1,03 ton per ha. perubahan iklim global menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan cendawan patogen, salah satunya Pestalotiopsis sp. penyebab penyakit pada tanaman karet. Penyebab penyakit gugur daun ini sebelumnya diduga disebabkan oleh Fusicoccum. Dalam rangka mendukung penanganan GDK Pestalotiopsis sp maka kami memberikan pendampingan kepada kelompok tani senara jaya terkait pengendalian penyakit gugur daun karet yang berada di dusun sungai ringin desa sungai ringin kecamatan Sekadau Hilir kabupaten Sekadau. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat Teknik Pengendalian Penyakit Gugur daun Karet Pada Kelompok Tani Sinar Jaya dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2024, bertempat di Dusun Senuruk Desa Sungai Ringin, Kecamatan Sekadau Hilir Kabupaten sekadau. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dibagi menjadi dua tahap yaitu pemberian materi dan praktek pengendalian secara langsung. Pelaksanaan oleh 3 orang dengan rincian 1 orang mengoperasikan alat dan 2 orang memandu. Penyakit Gugur daun karet merupakan salah satu penyakit yang bisa menurunkan produksi karet bisa sampai 45%, maka teknik pengendalian yang tepat dapat menekan penyebaran dan mengurangi tingkat serangan. Ada beberapa metode pengendalian yang bisa dilakukan yaitu Sanitasi Lingkungan, Pemupukan yang berimbang, Pengasapan Fogging dan Penyemprotan Permukaan Tanah dengan Insektisida.
References
[BPS]. Badan Pusat Statistik. (2021). Jumlah curah hujan dan jumlah hari hujan di stasiun pengamatan BMKG, 2000-2020. BPS Provinsi Kalimantan Barat. URL: BPS Provinsi Kalimantan Barat.
Brady, N.C., & Weil, R.R. (2002). The Nature and Properties of Soils. New Jersey, USA: Upper Saddle Rive
Budiman, A. (1997). Pengaruh kombinasi perlakuan pupuk urea dengan fungisida daun untuk menanggulangi penyakit GDK pada beberapa klon karet.Laporan hasil penelitian Sembawa,Indonesia: Balai Penelitian Sembawa
Budiman, A., & Ben, F.A. (2001). Pengaruh kombinasi perlakuan pupuk dan fungisi daun tuk menanggulangi penyakit daun Colletotrichum pada beberapa klon karet. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi Ekoregional Sumatera-Jawa (p. 456-462). Bogor, Indoensia: Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian
[DITJENBUN]. Direktorat Jenderal Perkebunan. (2019a). Buku saku penyakit gugur daun karet (GDK) Pestalotiopsis sp. Direktorat Perlindungan Perkebunan. Direktorat Jenderal Perkebunan. Kementerian Pertanian. Jakarta.
[DITJENBUN]. Direktorat Jenderal Perkebunan. (2019b). Statistik unggul
Diyasti, F. &. Amalia, AW. (2018), Peran perubahan iklim terhadap kemunculan OPT baru. AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciencesad (1):57-69.
Dordas, C. (2009). Role of nutrients in controlling plant diseases in sustainable agriculture: a review. Agron Sustain Dev,28,33-46.https://doi.org/10.1051/agro:2007051
Fahmi, A., Utami, S.N.H., & Radjagukguk, B. (2010).Pengaruhinteraksiharanitrogendanfosforterhadappertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L)pada tanah regosol dan latosol. Berita Biologi,10(3), 297-304. http://dx.doi.org/10.14203/beritabiologi.v10i3.744
Febbiyanti, T.R., & Fairuzah, Z. (2019). Identifikasi penyebab kejadian luar biasa penyakit gugur daun karet di Indonesia. Jurnal Penelitian Karet, 37(2), 193 – 206. Doi : https:// doi.org/10.22302/ppk.jpk.v37i2.616
Febbiyanti, T. R. (2020). Seri Diskusi Teknis Karet: Epidemi dan pengendalian penyakit gugur daun Pestalotiopsis pada tanaman karet
Lingga, P. (1989). Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta, Indonesia: Penebar Swadaya.
Permana, E. I., & Diyasti, F. (2022). Surveilans insidensi penyakit gugur daun karet Pestalotiopsis sp. di Provinsi Kalimantan Barat. AGROSCRIPT: Journal of Applied Agricultural Sciences, 4(1), 24-31.
Saufe A.A. Sulaiman Z.,Adekunle S.M., Samad MYA, Yusoof M.M. (2018). InfluenceofDifferentRatesofNitrogen (N) and Phosphorus (P) Fertilizers on Growth and nutrient useefficiencyofrubber(Heveabrasiliensis). European Journal of Engineering Research and ScienceVol. 3(3): 53 – 57
Tajuddin. (1981). Major nutrient- their role anddeficiencysymptoms.RRIMTrainingManualonSoil,SoilManagement and Nutrition of Hevea(p. 87-92). Kuala Lumpur, Malaysia: Rubber Research Intitute of Malaysia
Tisdale, S., & Nelson, W. (1975). Soil Fertility and Fertilizer. London, UK: McMillan Publish Co.
Wijaya T., Ardika R., Saputra J. (2014). The effectofomissionfertilizerapplication on rubber yield of PB 260. Current Agriculture Research Journal, Vol. 2(2), 68-72